Love Letter From GOD
Senin, 07 Maret 2011
Faithfulness
Faithfullness
By Angela Rachmat
JPCC- Jakarta
Kata “kesetiaan” (faithfulness) mengandung beberapa pengertian; diantaranya dapat diartikan sebagai ketaatan, dapat dipercaya, dan produktif.
Firm in adherence (ketaatan)
Seseorang dapat disebut taat apabila ia tidak memilih pilihan lain yang ada (keinginan sendiri atau haknya), akan tetapi memilih untuk melakukan apa yang diminta atau diperintahkan kepadanya.
Namun ketaatan yang sesungguhnya adalah bukan hanya sekedar melakukannya saja, tetapi harus disertai dengan suatu sikap yang benar. Ketaatan akan berkata: “Ya, saya akan melakukannya; dan akan melakukannya dengan sepenuh hati dan kerelaan. Dengan kata lain; tidak ada komplain, walaupun hanya didalam hati.
Ketaatan seringkali diuji melalui perkara-perkara yang sederhana. Di dalam pernikahan, pekerjaan, ataupun keuangan, jika seseorang berkompromi walaupun dalam porsi yang kecil sekalipun, ada kemungkinan ia akan melakukannya lagi dan bahkan di dalam porsi yang lebih besar.
Jika hal yang sederhana saja kita tidak mampu memenuhinya, kemungkinan besar kita tidak akan dapat memenangkan perkara-perkara yang lebih besar.
Unless you are faithful in small matters, you won’t be faithful in large ones.
If you cheat even a little, you won’t be honest with greater responsibilities.
Luke 16:10
Trustworthy (dapat dipercaya)
Kepercayaan didapat tidak hanya dikarenakan seseorang jujur saja; tetapi karena ia dapat bertanggung jawab atas sesuatu yang dibebankan kepadanya.
Kita akan merasa tenang melimpahkan seseorang suatu pekerjaan apabila kita tahu ia akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
Demikian juga dengan kehidupan pernikahan, suami atau istri akan mendapatkan kepercayaan dari pasangannya apabila ia dapat bertanggung jawab atas komitmen yang terikat diantara mereka. Kepercayaan akan membentuk rasa aman dan rasa aman merupakan suatu kekuatan yang besar di dalam sebuah hubungan pernikahan.
Kepercayaan sangat mahal harganya dan dibangun selapis demi selapis. Kepercayaan yang dihancurkan tidak dapat dengan mudah atau langsung dikembalikan ke tingkat yang sama seperti sebelumnya. Lapisan kepercayaan tersebut harus ditata kembali dari tingkat yang paling bawah.
Sebuah kehormatan yang sangat tinggi nilainya apabila kita dipercayakan oleh Tuhan untuk melakukan kehendakNya bagi generasi ini. Untuk mempertahankan kepercayaan tersebut, kita perlu menjaga hidup kita sedemikian rupa, tetap rendah hati seberapa besar pun kemuliaan yang diterima, dan terus mengerjakan keselamatan kita.
Productive (dapat menghasilkan)
Ada sebuah ilustrasi yang sangat baik dalam menjelaskan arti kesetiaan; yang saya dapatkan dari suami saya.
Demikian ilustrasi tersebut: Suatu pagi, kita beserta seluruh keluarga pergi ke luar kota dan meninggalkan rumah dalam keadaan berantakan.
Beberapa hari kemudian, kita kembali ke rumah. Rumah aman dan tidak ada barang yang hilang ataupun rusak. Tetapi sayangnya, keadaan yang berantakan pun masih dalam keadaan berantakan alias tidak dirapihkan oleh pembantu kita.
Kata-kata yang terlintas di dalam pikiran kita saat melihat itu semua tentunya adalah “malas, tidak bertanggung jawab, tidak berguna (karena tidak menghasilkan pekerjaan yang baik)”.
Kesetiaan juga berarti berbuah atau menghasilkan sesuatu; lebih dari hanya sekedar menjaga apa yang dititipkan ke dalam kehidupan kita saja. Sudah seharusnya kita mengerti apa yang menjadi tanggung jawab kita selayaknya sebagai seorang yang sudah dewasa.
Setiap pribadi Tuhan letakkan sesuatu untuk dikerjakan. Besarnya tanggung jawab berbeda satu dengan yang lainnya, disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan diri seseorang.
Tuhan tidak akan membedakan seseorang yang memiliki kapasitas kecil ataupun kapasitas besar. Di mata Tuhan, keduanya sama-sama penting dan berarti bagi KerajaanNya. Yang diinginkanNya adalah masing-masing harus dapat mengembangkan apa yang ada di tangannya sehingga keduanya tidak hanya tetap menghasilkan buah namun juga diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar lagi.
Setia dan memfokuskan diri terhadap panggilan hidup masing-masing. Jangan pernah tergiur atau membanding-bandingkannya dengan orang lain, karena sesungguhnya apa yang ada pada kita, itulah yang terbaik untuk kita. Tuhan sangat tahu kapasitas masing-masing kita, apabila kita memaksakan beban tanggungjawab yang tidak pada tempat dan waktu yang tepat, maka kita sendirilah yang akan mengalami kerusakan.
Jika setiap kita mengerti akan hal ini, maka hidup kita akan terbebas dari rasa iri, bersaing, serta komplain di sepanjang perjalanan kehidupan kita. Lawan kita dalam bersaing adalah diri kita sendiri. Kita menantang diri kita untuk dapat mengeluarkan yang lebih lagi, bukan karena ingin bersaing dengan orang lain, namun karena tahu kapasitas diri kita yang masih tersedia untuk dipakai.
Tuhan adalah setia. Ia tidak hanya menciptakan manusia, namun juga menyediakan apa yang menjadi kebutuhan manusia untuk menghidupi kehidupan yang diberikanNya. Diperlengkapi dengan kemampuan, potensi, tujuan hidup, serta masa depan yang cerah. Kita tidak akan pernah kekurangan apapun yang baik, jika kita juga setia dan percaya kepadaNya.
To the faithful You show yourself faithful;
to those with integrity You show integrity.
Psalm 18: 25
Minggu, 06 Maret 2011
Menyambut, menjalani dan menyelesaikan proses dengan setia
Ayub 42:10
lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
42:12
TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu;
Latar belakang
Laki-laki di Tanah Us (Uzbekistan)
saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayb.1:1)
Pengusaha peternakan yang termasyur (Ayb.1:3)
Pergerakan kehendak Tuhan tidak dapat ditahan dengan karakter Ayub.
Kehendak Tuhan
Masalah pasti ada karena merupakan bunga kehidupan.
Masalah pasti terselesaikan.
Masalah bagaikan badai yang membawa kita naik terbang lebih tinggi.
Mendoakan sesama yang lain yang sedang dalam kebutuhan.
Soal ujian kepada Ayub
BIS Tetapi seandainya segala kekayaannya itu Kauambil, pasti dia akan langsung
mengutuki Engkau!“ (Ayb.1:11)
Ujian dilaksanakan oleh pelaksana berdasarkan ijin dan pada waktu yang sudah
ditentukan Allah.
Ayub menghadapi ujian
1. Mencari tahu apa yang Tuhan kehendaki.
BIS Ya Allah, janganlah aku Kaupersalahkan; jelaskanlah mengapa aku Kaulawan.
(Ayb.10:2)
BIS Lalu berdirilah Ayub dan merobek pakaiannya tanda berdukacita. Ia mencukur
kepalanya, lalu sujud (Ayb.1:20)
2. “Mencukur kepala” = tidak berusaha
memahami dengan pengertian sendiri.
3. Tidak ada hal yang dapat diandalkan
BIS dan berkata, "Aku dilahirkan tanpa apa-apa, dan aku akan mati tanpa
apa-apa juga. TUHAN telah memberikan dan TUHAN pula telah mengambil.
Terpujilah nama-Nya!"
Ayub menyambut semua keadaah dengan tingkah laku yang bersahaja.
Ayub menjalani ujian
1. Tanpa perasangka buruk
Ayb. 1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh
Allah
2. Setiap soalan dihadapi (berusaha dimengerti dan di jawab) dengan tidak
mengeluh.
Ayub menyelesaikan ujian
1. Integritas (kematangan berpikir) Ayb.27:6b
2. Hikmat (Ayb.28:12)
3. Berkata benar (Ayb. 42:7)
Aplikasi
Masalah pasti ada karena merupakan bunga kehidupan.
Masalah pasti terselesaikan.
Masalah bagaikan badai yang membawa kita naik terbang lebih tinggi.
Mendoakan sesama yang lain yang sedang dalam kebutuhan.
Mendoakan orang lain (syafaat) merupakan taburan benih yang hasilnya akan
dituai pada masanya.
Tuhan pulihkan berlipat ganda karena saat kita bergumul kita tidak menjadi orang
egois.
Tuhan Memberkati kita semua
Oleh
R.C.Nussy
GPdI Kota Piring
lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
42:12
TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu;
Latar belakang
Laki-laki di Tanah Us (Uzbekistan)
saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayb.1:1)
Pengusaha peternakan yang termasyur (Ayb.1:3)
Pergerakan kehendak Tuhan tidak dapat ditahan dengan karakter Ayub.
Kehendak Tuhan
Masalah pasti ada karena merupakan bunga kehidupan.
Masalah pasti terselesaikan.
Masalah bagaikan badai yang membawa kita naik terbang lebih tinggi.
Mendoakan sesama yang lain yang sedang dalam kebutuhan.
Soal ujian kepada Ayub
BIS Tetapi seandainya segala kekayaannya itu Kauambil, pasti dia akan langsung
mengutuki Engkau!“ (Ayb.1:11)
Ujian dilaksanakan oleh pelaksana berdasarkan ijin dan pada waktu yang sudah
ditentukan Allah.
Ayub menghadapi ujian
1. Mencari tahu apa yang Tuhan kehendaki.
BIS Ya Allah, janganlah aku Kaupersalahkan; jelaskanlah mengapa aku Kaulawan.
(Ayb.10:2)
BIS Lalu berdirilah Ayub dan merobek pakaiannya tanda berdukacita. Ia mencukur
kepalanya, lalu sujud (Ayb.1:20)
2. “Mencukur kepala” = tidak berusaha
memahami dengan pengertian sendiri.
3. Tidak ada hal yang dapat diandalkan
BIS dan berkata, "Aku dilahirkan tanpa apa-apa, dan aku akan mati tanpa
apa-apa juga. TUHAN telah memberikan dan TUHAN pula telah mengambil.
Terpujilah nama-Nya!"
Ayub menyambut semua keadaah dengan tingkah laku yang bersahaja.
Ayub menjalani ujian
1. Tanpa perasangka buruk
Ayb. 1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh
Allah
2. Setiap soalan dihadapi (berusaha dimengerti dan di jawab) dengan tidak
mengeluh.
Ayub menyelesaikan ujian
1. Integritas (kematangan berpikir) Ayb.27:6b
2. Hikmat (Ayb.28:12)
3. Berkata benar (Ayb. 42:7)
Aplikasi
Masalah pasti ada karena merupakan bunga kehidupan.
Masalah pasti terselesaikan.
Masalah bagaikan badai yang membawa kita naik terbang lebih tinggi.
Mendoakan sesama yang lain yang sedang dalam kebutuhan.
Mendoakan orang lain (syafaat) merupakan taburan benih yang hasilnya akan
dituai pada masanya.
Tuhan pulihkan berlipat ganda karena saat kita bergumul kita tidak menjadi orang
egois.
Tuhan Memberkati kita semua
Oleh
R.C.Nussy
GPdI Kota Piring
Langganan:
Postingan (Atom)